Makalah Fisika
PENERAPAN GELOMBANG CAHAYA PADA
KAMERA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang mana telah membrikan Rahmatnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah fisika yang berjudul “Penerapan Gelombang Cahaya”.
Saya sangat berterima kasih kepada guru pembimbing yang mana telah memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini .
Harapan Saya, makalah ini berguna . kedepan nya dan Saya
menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu kritik dan saran dari
rekan-rekan yang membangun sangat lah kami harap kan.
Salaonro, 02 Desember 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................
1
DAFTAR
ISI...........................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................
3
A. Latar belakang ............................................................................................
3
B. Tujuan……………….............................................................................
...3
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................
4
A. Pengertian kamera......................................................................................4
B. Sejarah Kamera............................................................................................5
C. Mengenal Auto Fokus …………………………………………………….7
D. Komponen-Komponen Kamera………….………………………………12
E. Prinsip Kerja Kamera Auto Fokus……………………………………..18
BAB V
PENUTUP..............................................................................................22
A. Kesimpulan..................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................
……………………23
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam suatu kehidupan, manusia tak lepas dari bunyi dan
cahaya. Karena kedua komponen itu adalah hal yang sangat erat kaitannya dalam keberlangsungan
suatu sistem kehidupan. Bunyi dan cahaya tersebut dalam bidang ilmu fisika
dikelompokkan sebagai gelombang. Gelombang sendiri merupakan usikan yang
merambat,atau getaran yang dirambatkan. Dalam perambatannya, gelombang
memerlukan medium perambatan.Medium perambatan gelombang merupakan medium
elastic yang merupakan medium yang mudah berubah bentuk.Berdasarkan medium
perambatannya, gelombang di bedakan atas gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik.
Cahaya merupakan sebuah gelombang yang mengalami
peristiwa pemantulan.Cahaya memiliki sifat-sifat : dapat dikenal oleh
mata,merupakan bentuk radiasi,merupakan gelombang yang merambat,memindahkan
suatu egergi dari suatu tempat ke tempat yang lain,merambat menurut garis
lurus. Berdasarkan uraian diatas akan dibahas
manfaat gelombang cahaya dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada kamera
auto fokus
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip Kerja Kamera Auto
Fokus ?
C.
Tujuan
Mengetahui Prinsip Kerja Kamera Auto
Fokus
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kamera
Kamera- merupakan seperangkat
perlengkapan yang memiliki fungsi untuk mengabadikan suatu objek menjadi sebuah
gambar yang merupakan hasil proyeksi pada sistem lensa. Untuk yang pertama
kalinya kamera disebut juga dengan kamera obscura. Kata ini berasal dari bahasa
latin yang artinya “ ruang gelap”. Kamera obscura adalah sebuah alat yang terdiri
dari ruang gelap atau kotak, yang bisa memantulkan cahaya
dengan menggunakan dua buah lensa konveks, setelah itu menempatkan gambar objek
eksternal itu pada sebuah kertas/film. Penempatan film tersebut ada pada pusat
fokus dari lensa.
B.
Sejarah Kamera
Seorang
ilmuwan muslim yang bernama Alhazen untuk pertama kalinya menemukan kamera
obscura. Alhazen menerbitkan sebuah buku yang berjudul Books of Optics
(1015-1021) yang menjelaskan tentang kamera obscur.
Lain lagi
dengan ilmuwan yang berasal dari Inggris pada tahun 1660-an yang bernama Robert
Boyle dan asistennya Robert Hooke yang menemukan portable camera obscura. Namun
Johann Zahn merupakan orang yang pertama kalinya menemukan kamera cukup praktis
dan kecil untuk dapat digunakan dalam bidang fotografi
pada tahun 1685. Kamera fotografi banyak menerapkan prinsip model
Zahn, dimana sistemnya selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk
memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan cara memberikan tambahan pada
sebuah plat yang sensitif terdapat didepan lensa kamera tersebut setiap sebelum
melakukan pengambilan sebuah gambar.
Pada tahun 1826, seorang Joseph
Nicepore Niepce telah berhasil menciptakan sebuah kamera dan
mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya. Gambar tersebut
dikenal ssebagai foto pertama yaitu gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah
lempengan campuran timah. Joseph Nicepore Niepce bekerjasama dengan Louis
Daguerre yang mana Louis juga mempublikasikan temuannya berupa gambar yang
dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga yang
berlapis perak. Akan tetapi pada tahun 1833 Niepce meninggal, meskipun demikian
Daguerre tetap melanjutkan percobaannya. Sehingga menjelang tahun 1837 ia telah
berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebut
daguerreotype. Pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada
Daguerre maupun keluarga Niepce atas temuannya. Yang telah diberitahukannya
kepada publik secara terbuka tanpa mempatenkannya pada tahun 1839.
Pada saat itu Louis Daguerre
menjadi seorang pahlawan atas pengumuman penemuannya yang menimbulkan
kegemparan penduduk sehingga membuat dia ditaburi berbagai macam penghormatan
serta penghargaan. Karena metode daguerreotype
cepat berkembang banyak khlayak ramai menggunakannya. Di tahun 1851 ia
meninggal di kota asalnya dekat Paris.
Perkembangan teknologi kamera semakin berkembang pesat
seiring dengan berjalannya waktu. Banyak pihak yang merasakan fungsi dan
kebutuhan penggunaannya. Kamera bukan sekedar untuk menangkap objek yang
semata-mata berfungsi sebagai kenang-kenangan. Melainkan juga digunakan untuk
menangkap objek yang bergerak. Yang berkembang pada saat ini seperti kamera
video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Bahkan berbagai bidang,
seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran dan bahkan sampai
pada bidang sistem pertahanan dan keamanan terkena dampak dari perkembangan
kamera. Sehingga tidak dapat terlepas dari penggunaan teknologi kamera ini.
C. Mengenal
Auto Fokus
Sistem Auto Fokus (AF) pada kamera yang ditemukan di tahun
1980-an merupakan Mpenemuan penting dalam dunia fotografi dan berdampak besar
dalam membawa kemudahan bagi para juru foto. Kamera komersil pertama dengan
fasilitas autofocus adalah kamera kompak merek Konica C35 AF yang diperkenalkan
pada tahun 1978. Sedangkan kamera SLR dengan autofocus TTL yang pertama adalah
Pentax ME-F yang dikeluarkan pada tahun 1980, namun kamera ini hanya mendukung
autofokus pada lensa zoom AF tertentu saja.
Saat ini
hampir semua produsen kamera dan lensa memproduksi sistem kamera yang
dilengkapi dengan lensa autofokus.
AutoFokus
AF, atau Auto Fokus adalah proses otomatis dalam kamera yang
bertujuan untuk mencari fokus yang tepat. Secara sederhana sistem auto focus
merupakan kesatuan dari sensor focus (biasa di body) dan motor auto focus
(biasa di lensa). Mereka berdua bekerjasama memutar ring focus, dan menempatkan
optik lensa di titik dimana fokus terbaik tercapai. Jadi yang menentukan
kecepatan dan ketepatan AF itu tidak hanya lensa atau body kamera, melainkan
keduanya.
Ada
2 jenis AF yang paling umum digunakan oleh produsen kamera :
- Sistem Aktif : sistem ini biasanya digunakan oleh kamera pocket – menggunakan sinar inframerah (selayaknya sonar di kapal selam) untuk menentukan jarak obyek dari kamera. Sistem ini cepat, tapi terbatas jaraknya dan gampang terganggu dengan berbagai sumber sinar inframerah lain (misalnya lilin ulang tahun)
- Sistem Pasif : sistem ini yang biasanya digunakan di DSLR dan mirrorless. Prosesor kamera menganalisa gambar yang dihasilkan oleh lensa. Lensa diputar secara bolak balik untuk menentukan gambar dengan kontras terbaik. Kontras terbaik umumnya menyatakan foto yang in-focus.
Phase Detect AF
Pada
kamera SLR lawas hingga DSLR modern, phase detect AF menjadi keistimewaan
tersendiri karena akurasi dan kecepatannya. Pada kamera DSLR, modul AF khusus
menerima gambar dari lensa dan dengan prinsip deteksi fasa, proses auto fokus
lantas dilakukan. Proses AF dengan phase detect sangat cepat, akurat dan bisa
diandalkan meski objek foto agak gelap dan kontrasnya rendah. Perlu diketahui
kalau kinerja proses AF dengan phase detect akan menurun bila kamera DSLR
dipasangi lensa lambat seperti f/4 atau f/5.6.
AF dengan menekan setengah tombol rana
Secara
umum semua kamera akan mulai mencari fokus saat tombol rana ditekan setengah,
bila fokus sudah terkunci kamera akan berbunyi ‘beep‘ dan objek yang terkunci oleh
AF kamera tampak tajam. Karena itu hindari menekan tombol rana secara langsung
tanpa menekan dulu setengah, karena kamera akan dipaksa memotret tanpa mencari
fokus terlebih dahulu.
Contrast Detect AF
Inilah
metoda AF yang hadir di era fotografi digital. Contrast Detect menganut prinsip
bahwa foto yang kontrasnya paling tinggi adalah foto yang punya fokus terbaik.
Pada saat sensor kamera sudah mendapat gambar dari lensa, kamera akan mengukur
kontras objek foto (yang biasa kita lihat pada histogram) lalu mengatur fokus
dan membandingkan kontrasnya. Bila objek foto tidak punya kontras yang cukup,
atau berada dalam cahaya yang kurang terang, proses AF ini akan gagal.
Umumnya
sensor yang digunakan dalam kamera adalah jenis sensor vertikal. Hal ini karena
kontras umumnya memang terjadi di area yang posisinya horizontal.
Lihat
sensor – sensor berwarna biru itu adalah sensor yang paling banyak digunakan di
DSLR pada umumnya. Sensor vertikal ini murah, akurasinya cukup baik untuk
kondisi dimana banyak garis horizontal yang kontras nya bisa di analisa. Hanya
saja sensor jenis ini kesulitan apabila menemui garis-garis vertikal.
Oleh
sebab itu para desainer kamera menggunakan “cross sensor”. Sensor jenis ini
bisa mendeteksi kontras di garis horizontal maupun vertikal. Sehingga lebih
cepat dan akurat. Ini adalah sensor dengan warna merah dan hijau di atas.
Sensor
ini lebih mahal, sehingga di high end DSLR saja hanya sebagian adalah cross
sensor. Sedangkan di DSLR kelas pemula umumnya cross sensor hanya diletakkan di
sensor tengah. Itu sebabnya apabila kita ingin menggunakan teknik focus
recompose kita lebih baik memilih menggunakan sensor yang tengah. Karena hampir
pasti sensor tengah itu adalah jenis cross sensor.
Focus
& recompose pada intinya adalah melakukan focusing lalu menahan tombol
focus (sehingga kamera tidak melakukan autofocus lagi, biasanya dengan menahan
setengah tombol shutter) dan melakukan recompose sehingga sesuai dengan
komposisi yang kita mau.
Jadi
misalnya kita aktifkan titik tengah (karena titik tengah biasanya adalah yang
paling sensitif dan paling ok buat focusing. Setelah kita pilih focal length
yang kita mau, kita bidik mata / wajah model dengan titik tengah tersebut.
Sembari menahan tombol shutter kita geser posisi kamera sehingga komposisinya
sesuai dengan yang kita mau. Setelah itu baru jepret dengan melanjutkan menekan
tombol shutter. Dengan cara ini kita bisa tetap mendapatkan hasil tajam
walaupun mata / wajah model tidak berada di titik autofocus.
Hal
ini sebenarnya bisa juga dilakukan di kamera pocket. Sayangnya adalah di kamera
pocket kebanyakan autofocus = exposure lock. Sehingga pada saat kita melakukan
focus lalu recompose meteringnya dilakukan saat kita focusing, bukan saat
recompose (hal yang sama tidak terjadi di DSLR). Hal ini mengakibatkan bisa
overexposure / underexposure.
AE-L dan AF-L
Selain
menekan tombol rana setengah, pada kamera kelas serius seperti kamera prosumer
dan kamera DSLR, terdapat tombol AE-L / AF-L yang bisa dimanfaatkan untuk
mengunci fokus. AE-L singkatan dari Auto Exposure – Lock, sementara AF-L
singkatan dari Auto Focus – Lock. dalam setting yang lebih lanjut, tombol ini
bisa dikustomisasi menjadi beberapa fungsi, misal sekaligus mengunci eksposur
dan fokus, atau mengunci eksposur saja, mengunci fokus saja, dan mengunci fokus
selama tombol ini ditekan (AF lock-hold). Pilihlah mana yang paling sesuai
keinginan anda.
AF MODE
Proses
Auto Fokus awalnya hanya bisa mengunci fokus pada benda yang diam. Seiring
majunya teknologi, kini AF bisa mendeteksi gerakan objek dan berusaha mengikuti
kemana pun objek bergerak. Perhatikan kalau mode default AF mode umumnya berada
di mode diam/stasioner, dan bila kita perlu mengikuti gerakan objek maka perlu
memindah mode AF ke continuous. Saat ini kamera DSLR sudah bisa mengunci fokus
pada objek yang bergerak kiri kanan ataupun maju mundur (3D tracking AF).
D. Komponen-Komponen
Kamera
1.
Badan
Kamera
Perhatikanlah
bagian-bagian pada badan kamera berikut:
Gambar
1. Body Kamera tampak depan dan atas.
Keterangan:
Secara
umum pada bagian depan badan kamera terdapat tempat untuk memasang lensa, built in flash bila pencahayaan kurang,
tombol shutter release untuk
mengambil gambar. Pada sisi sebelah kiri terdapat tempat untuk koneksi kamera
dengan peralatan dari luar seperti: TV konektor, USB konektor, Power konektor.
Pada sisi sebelah atas terdapat control panel berisi seluruh informasi tentang
kondisi kamera dan setting yang sedang digunakan, dan pilihan mode kreatif yang
digunakan untuk mengambil gambar dengan kegunaan tertentu.
Tampilan
badan kamera sebelah belakang dan bawah ditunjukkan pada Gambar 2. Pada sisi sebelah kanan tempat untuk kartu
memori. Pada sisi sebelah bawah terdapat tempat untuk koneksi tripod dan tempat baterai. Pada bagian
belakang terdapat komponen-komponen LCD display, tombol-tombol zoom, menu, Qual, ISO,
Playback, multi selector, dan
viewfinder untuk melihat gambar yang akan diambil.
Gambar
2. Body kameratampak belakang dan bawah
2.
Control
Panel
Pada
control panel terdapat berbagai informasi tentang setting kamera yang sedang
aktif.
Gambar
4. Tampilan pada Kontrol Panel
Keterangan
Gambar 4:
3.
Viewfinder
Display
Gambar
5. Tampilan viewfinder.
Keterangan
Gambar 5:
4.
Fokus Kamera
Salah
satu hal yang penting saat akan mengambil gambar adalah fokus. Gambar yang
fokus akan tampak lebih jelas. Pada viewfinder akan tampak indicator focus,
pada bagian kiri bawah berupa tanda bulat berwarna hijau. Untuk mengetahui
kondisi focus pada kamera tekan tombol shutter release setengah penuh, kemudian
perhatikan tanda focus bila berkedip berarti kamera belum fokus. Fokus dapat
dilakukan secara otomatis ataupun manual. Fokus secara otomatis tidak dapat dilakukan dengan baik pada kondisi-kondisi
berikut:
- Kontras yang kurang antara subjek dan background, contoh: Subjek memiliki warna yang sama dengan background.
- Area fokus terdapat subjek dengan jarak yang berbeda, contoh: Subjek berada di dalam kandang.
- subjek tampak lebih kecil pada area focus, contoh: pada focus terdapat subjek dan bangunan.
- Subjek terdiri dari banyak detail. Contoh: kelompok bunga.
- Subjek didominasi oleh alur yang geometris berulang. Contoh: Barisan jendela pada gedung tinggi.
- Area focus terdiri dari kecerahan (brightness) yang kontras. Contoh: Subjek berada pada setengah bayangan.
Pada kondisi-kondisi tersebut dapat digunakan fokus
dengan cara manual atau dengan mengunci area fokus.
E. Prinsip
Kerja Kamera Auto Fokus
Ketika cahaya yang dipantulkan dari objek
melewati lensa dan Aperture, gambar dari objek tersebut akan ditangkap oleh
sensor gambar digital. Sensor tersebut merupakan suatu chip di dalam kamera
yang terdiri dari jutaan elemen individu yang mempunyai kemampuan untuk
menangkap cahaya.
Sensor kamera auto fokus , pemanfaatan cahaya
:
1. CCD (Charge-Couple Device)
Sensor CCD awalnya
dikembangkan untuk kamera video. Sensor CCD merekam gambar pixel demi pixel dan
baris demi baris. Informasi tegangan dari setiap elemen dalam
baris diteruskan sebelum turun ke baris berikutnya, hanya satu baris yang
aktif pada suatu waktu. CCD tidak mengubah informasi tegangan menjadi data
digital dengan sendirinya, perlu tambahan sirkuit di kamera untuk
mendigitalkan informasi tegangan sebelum mentransfer data ke perangkat penyimpanan.
Sensor CCD
|
Prinsip kerja CCD:Dalam digital imaging,
ketika gelombang cahaya yang masuk kamera difokuskan pada sensor yang mengubah
cahaya menjadi muatan listrik, gambar terbentuk. Bagaimana proses ini
memisahkan warna? Cahaya yang memasuki kamera adalah cahaya putih normal yang
mengandung semua panjang gelombang, dalam mekanisme nya panjang gelombang
ini akan dipisahkan oleh filter berdasarkan RGB dasar (merah-hijau-biru).
Informasi ini dibaca baris demi baris dan piksel demi piksel, oleh karena itu,
waktu proses yang diperlukan adalah sedikit lebih lama, tapi sangat akurat.
Sensor CCD dan Sensor CMOS
|
2. CMOS (Complementary
Metal Oxide Semiconductor)
Sensor CMOS mampu
merekam seluruh gambar yang disediakan oleh elemen sensitif
cahaya secara paralel (dasarnya semua sekaligus), mengakibatkan tingkat
transfer data yang lebih tinggi ke perangkat penyimpanan. Sirkuit tambahan
ditambahkan untuk setiap elemen individu untuk mengkonversi informasi tegangan
ke data digital. Sebuah mikrolensa kecil berwarna dipasang pada setiap elemen
untuk meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan warna cahaya.
Prinsip kerja CMOS:
Sebuah sensor
CMOS, tidak mengubah gelombang cahaya menjadi muatan listrik pada sebuah chip
yang berbeda, tetapi mengubah foton menjadi elektron dengan mengolah data
pada saat itu juga (dan bukan pada chip lain). Dengan menggunakan
amplifier, sensor ini lebih cepat dari CCD. Namun, fakta bahwa tidak semua
converter dan amplifier bekerja di efisiensi yang berbeda, dapat menyebabkan
noise.
Sementara CMOS kebanyakan menggunakan sistem RGB filtrasi yang sama, ada juga teknologi revolusioner baru yang disebut Foveon (Sigma mulai menggunakannya, tetapi di produsen lebih masa depan akan memperkenalkan model berbasis pada teknologi ini), yang menggunakan sifat-sifat silikon itu sendiri untuk menyaring warna spektrum cahaya.
Sementara CMOS kebanyakan menggunakan sistem RGB filtrasi yang sama, ada juga teknologi revolusioner baru yang disebut Foveon (Sigma mulai menggunakannya, tetapi di produsen lebih masa depan akan memperkenalkan model berbasis pada teknologi ini), yang menggunakan sifat-sifat silikon itu sendiri untuk menyaring warna spektrum cahaya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fokus adalah proses otomatis dalam kamera yang bertujuan
untuk mencari fokus yang tepat. Secara sederhana sistem auto focus merupakan
kesatuan dari sensor focus (biasa di body) dan motor auto focus (biasa di
lensa).prinsip kerja auto fokus pada kamera terbagi 2, yaitu : ccd (charge-couple device)cmos (complementary metal oxide
semiconductor) .
B. Saran
Karena
peranan gelombang cahaya memudahkan manusia dalam menjalankan segala
aktivitasnya. Oleh karena itu manusia harus senantiasa menjaga dan memelihara
agar terjaga dengan baik, menghindari semua kegiatan yang dapat merusak
komponen tersebut. Seperti menhindari global warming. Supaya cahaya dapat
dimanfaatkan secara maksimal sampai akhir hayat.
DAFTAR PUSTAKA
http://riescaelvy.blogspot.com/2013/11/contoh-makalah-aplikasi-gelombang-bunyi.html
http://www.academia.edu/8222565/Makalah_gelombang
http://andro-nesia.blogspot.com/2013/06/mengenal-autofocus-kamera.html
http://www.focusnusantara.com/article/artikel_fotografi/memahami_prinsip_auto_fokus_pada_kamera.html
0 Response to "Makalah Fisika Penerapan Gelombang Cahaya pada Kamera"
Posting Komentar